Saturday, December 22, 2012

This Is Sleman Fans !!!


THIS IS SLEMAN FANS!

Menjadi bagian dari tribun selatan tidak pernah begitu mudah sebenarnya, tidak dengan benar-benar bebas, pun tidak benar-benar nyaman. Menjadi bagian dari tribun selatan justru memberikan beban lebih di pundak kita semua. Berdiri dan bernyanyi 2 x 45 menit sudah kita rasakan sejak barisan kita menjadi begitu rapat dan padat pada tahun-tahun lalu. Kadang tak sampai di situ saja, bertahan sampai 2 x 15 menit setelahnya juga menjadi beban yang harus kita tanggung saat menjadi bagian dari tribun selatan. Tak berhenti di urusan tribun yang memaksa kita untuk terus berdiri dan bernyanyi, otak kita tak boleh mati jika kita menjadi bagian dari tribun selatan. Bendera-bendera tidak boleh berhenti berkibar, bahkan saat kita pulang dari kesibukan sehari-hari yang mengekang, kita berpikir tentang bendera apa lagi yang akan kita buat untuk pertandingan akhir pekan besok. Menjadi semakin banyak dan semakin banyak lagi bendera kita di tribun selatan, mengibarkan semangat untuk PSS Sleman.

Kita bebas berpakaian seperti apapun di tribun selatan, warna bukan menjadi masalah bagi kita. Cukup cinta kita dalam hati untuk super elang jawa yang kita jaga. Pakaian yang tersedia di toko resmi tribun selatan tidak harus kita beli, tapi ingatlah saja bahwa setiap kita membeli disana, kita memberikan sesuatu untuk PSS, membantu menggerakkan roda-roda ekonomi tim. Memberikan sumbangan nyata untuk sesuatu yang kita cintai. Cukuplah kita ingat itu. Kaos, jaket, celana panjang, celana pendek, apapun itu tidak pernah menjadi masalah bagi tribun selatan. Tapi ingatlah juga, stadion bukan tempat remeh yang bisa kita hadiri tanpa persiapan matang. Pertandingan adalah hal sakral yang memberi kewajiban pada kita untuk menghormatinya sebagai sesuatu yang suci. Kenakanlah sepatu, baju terbaikmu, karena stadion, pertandingan, dan PSS Sleman adalah penting bagi jiwa dan hidupmu, merekalah cinta yang tak pernah pudar. Kalau kamu dihadapkan pada pilihan makan atau membeli tiket, hendaknya kamu memilih pilihan yang kedua. Melihat kemenangan PSS Sleman yang diperjuangkan oleh punggawa-punggawanya di lapangan hijausanaakan mengenyangkanmu, tidak usah ragu. Dan jangan pernah ragu.

Tidak ada satu atau lebih nama yang kedudukannya lebih tinggi di tribun selatan. Semua sama, tribun adalah tempat egaliter bagi kita. Yang tua menggandeng yang muda, yang muda menghormati yang tua. Yang berhenti bernyanyi tidak boleh marah jika diajak bernyanyi, yang duduk tidak boleh tersinggung jika diajak berdiri. Laki-laki dan perempuan tidak menjadi pembeda. Karena kita semua setara di tribun selatan. Jangan habiskan nafasmu yang untuk menggoda perempuan dan memberikan siulan pada mereka, semua sama, dan bibir kalian hanya untuk menyanyikan lagu-lagu tentang kemenangan. Tangan hanya untuk kau rentangkan, hanya untuk bertepuk tangan dan hanya untuk mengibarkan bendera. Hal-hal sampah yang membuat perempuan tak nyaman adalah dosamu bagi PSS Sleman karena para pahlawan sedang berusaha mencari kemenangan sementara kamu justru mengalihkan perhatian pada hal lainnya.

Mereka mencibir bahwa kita adalah penyebab keonaran, menjadi biang dari setiap pertarungan yang melibatkan kita. Jika ada keributan yang melibatkan kita semua, pastikanlah bahwa itu tidak dimulai dari kita. Kalau kita marah, pastikanlah karena musuh melempari pemain kita. Kalau kita mengamuk, pastikanlah karena musuh menghalangi kita mendukung super elang jawa. Menjadi bagian dari tribun selatan tidak pernah menghalalkan pertarungan tanpa alasan. Kita boleh berteman dengan siapapun. Selama mereka tidak menggangu satu nama PSS Sleman, mereka boleh kita anggap teman sebaya. Tetapi ingat satu hal lagi, musuh dari temanmu bukanlah musuhmu sendiri. Biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka tanpa kita ikut campur di dalamnya. Kita mencari teman, bukan mencari musuh. Kita tidak pernah bertarung tanpa alasan.

Karena satu perbuatan dari seorang diantara kita akan mencerminkan bagaimana tribun selatan berperilaku, menjadi kesadaran kita bersama untuk tetap menjaga nama baik tribun selatan. Dengan begitu kita menjaga nama baik PSS Sleman yang sampai mati ada di dalam dada kita. Setiap hembus nafas, setiap detak jantung kita, hendaknya membisikkan nama PSS Sleman. Bahkan saat kita memulai perjalanan ke sekolah, perjalanan untuk kuliah, atau bahkan saat memulai perjalanan ke tempat kerja, pejamkan mata sejenak, berdoa dalam hati: PSS SUPER ELANG JAWA.

Profil Maguwoharjo International Stadium


Stadion Maguwoharjo

skyscrapercity.com
Kota : Sleman, D.I. Yogyakarta
Dibangun :
Kandang : PSS Sleman (Divisi Utama), Pro Duta FC (Divisi Utama)
Kapasitas : 40.000 Penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Modern.
Kategori : B+
Sejarah Singkat
Stadion Maguwoharjo terletak di Kota Sleman D.I.Yogyakarta dengan kapasitas 40.000 penonton. Stadion ini merupakan salah satu stadion termodern di Indonesia. Sekarang Stadion Maguwoharjo masih dalam tahap penyelesaian. Stadion kebanggan masyarakat Sleman ini merupakan kandang dari klub Divisi Utama, PSS Sleman.
Kondisi Sekarang
Tribun : A
Tempat duduk : B+
Fasilitas : B+
Rumput : A
Drainase : A
Penerangan : -
Papan Skor : A
Kondisi : B+

Alamat Toko CURVA SUD SHOP 1976


ALAMAT TOKO CURVA SUD SHOP

MULAI TANGGAL 6 JULI 2012 CURVA SUD SHOP,  OFFICIAL SHOP OF BRIGATA CURVA SUD 1976 PINDAH KE ALAMAT RUKO DELIMA SARI NO 1, JALAN RAYA DELIMA SARI LELES, CONDONGCATUR, DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA, INDONESIA..

DI TOKO YANG BARU, KAMI MULAI BUKA PUKUL 11.00 WIB DAN TUTUP PUKUL 22.00 WIB..

HUBUNGI KAMI DI PHONE :0856 293 6968, PIN BB : 21AC5F0A

  © BCSxPSS1976 – Official Web Brigata Curva Sud PSS Sleman

BCSxPSS_1976


Bagi kami permusuhan dan persaingan itu hanya 90 menit..

LAGU KITA MASIH SAMA INDONESIA RAYA..BENDERA KITA MASIH SAMA MERAH PUTIH..

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN- Meski berbeda tim yang dibela, suporter Barito Putera dan PSS Sleman tetap bisa bersahabat. ND Yellow Boys, suporter Barito, bukan hanya bermalam di salah satu rumah Brigata Curva Sud 1976, suporter PSS Sleman, mereka juga diajak berkeliling kota Sleman.
Bahkan, rencananya, Brigata Curva Sud akan mengantarkan ND Yellow Boys ke Stadion Mandala Krida Yogyakarta untuk menyaksikan laga Barito Putera melawan Persebaya Surabaya di laga perdananya di Babak Delapan Besar Divisi Utama Liga Indonesia 2011/2012, Selasa (26/6/2012).

  
ND Yellow Boys sendiri sudah tiba di Yogyakarta pada Senin (25/6/2012). Mereka datang dengan menggunakan kapal laut ke pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, jawa Timur lalu melakukan Perjalanan darat ke Yogyakarta.

© BCSxPSS1976 – Official Web Brigata Curva Sud PSS Sleman

Anomali Suporter Sepakbola Indonesia


Brigata Curva Sud: Anomali Suporter Sepakbola Indonesia

Dalam laman Jakarta Globe Blogs (JG Blogs) dimuat satu tulisan yang membuat saya tertarik untuk membaca isinya. Tulisan itu ditulis oleh Antony Sutton, seorang blogger yang dalam profilnya disebutkan sebagai seorang fans Arsenal yang ingin meng-capture keindahan sepakbola di Asia Tenggara. Tulisan itu berbicara mengenai Brigata Curva Sud, kelompok supporter pendukung tim dari kota kecil, PSS Sleman. Baginya, Brigata Curva Sud (BCS) adalah hal yang baru pertama kali ditemui di tengah-tengah citra buruk supporter sepakbola Indonesia. Dengan semangat ala ultras yang dibawanya, BCS mewarnai tribun selatan Stadion Maguwoharjo ketika PSS bertanding.

Saya jadi ingin menulis sesuatu tentang BCS. Jika selama ini Sleman identik dengan Slemania, yang pernah menjadi supporter terbaik di Indonesia, maka kemapanan itu mulai diusik dengan keberadaan BCS. Saya tidak tahu persis kronologis berdirinya BCS. Namun saya mencatat BCS mulai menampakkan eksistensinya pada kompetisi Divisi Utama musim 2009/2010. Saya yang selalu menyaksikan pertandingan PSS Sleman dari tribun sebelah timur mengamati sekelompok supporter PSS berbaju hitam yang gemar menyanyikan chants berbahasa asing untuk mendukung PSS Sleman. Kelompok supporter berbaju hitam tersebut awalnya bukanlah kelompok yang besar, hanya terdiri dari beberapa puluh orang. Musim selanjutnya, sepertiga tribun kuning, yang kira-kira berkapasitas total 7.000 orang dipenuhi oleh supporter berbaju hitam. Saat itu saya masih menyebut kelompok tersebut dengan nama Ultras PSS, meskipun sebenarnya nama Brigata Curva Sud sudah mulai eksis. Musim 2011/2012 ini jumlah supporter berbaju hitam yang menyebut dirinya sebagai BCS semakin bertambah banyak. Pada pertandingan kandang terakhir musim 2011/2012 yang lalu, saat PSS melawan PPSM KN Magelang, seluruh tribun kuning dipenuhi oleh pasukan BCS. Semua yang ada di tribun kuning ikut berdiri dan bernyanyi sepanjang 2x 45 menit. Hal ini menghadirkan suasana mistis yang menggetarkan di stadion Maguwoharjo Sleman.

Apa yang menjadi cirri khas BCS dalam memberikan dukungan bagi PSS Sleman? Ciri yang paling khas adalah BCS selalu mengenakan kaos berwarna hitam dan memberlakukan wajib bersepatu ketika menyaksikan PSS bertanding. Keringat pemain yang berlari-lari sepanjang 2x 45 menit di lapangan harus diapresiasi dengan sopan. Caranya adalah dengan berpenampilan pantas ketika menyaksikan PSS berlaga. BCS berdiri dan bernyanyi selama 2 x 45 menit tanpa henti. Lagu-lagu (chants) yang dinyanyikan hampir semua adalah lagu baru yang belum pernah dinyanyikan oleh kelompok supporter lain di Indonesia. Ada satu lagu yang dijiplak dari lagu yang dinyanyikan oleh Curva Sud Milano (Suporter AC Milan) dan beberapa lagu berbahasa Inggris. Pada saat babak kedua akan dimulai, BCS akan melakukan koreo. Koreo ini merupakan kombinasi gerakan menggunakan kertas warna-warni dan membentuk pola tertentu. Koreo ini lazim dilakukan oleh supporter-suporter di Italia. Di Indonesia, banyak kelompok supporter melakukan gerakan koreo ini. Yang membedakan dari BCS adalah mereka berani menciptakan bentuk-bentuk yang sulit melalui koreo tersebut. Dan di akhir pertandingan, BCS selalu melakukan pyro show. Hal ini juga sudah banyak dilakukan oleh supporter sepakbola di Indonesia. Hanya saja aksi pyro show yang sedikit unik pernah dilakukan BCS pada musim 2010/2011 yang lalu kala menjamu Persebaya. Saat itu BCS menyalakan kembang api dan berjajar memanjang di sepanjang tribun selatan.

Koreo BCS Saat PSS vs PPSM KN (27/5)

BCS di dalam memberikan dukungan bagi PSS Sleman berusaha menghindari lagu-lagu yang berbau rasis atau ancaman secara verbal. Jika biasanya supporter sepakbola Indonesia sering mengintimidasi lawannya dengan lagu “dibunuh saja”, BCS tidak pernah menyanyikan lagu dengan kalimat seperti itu. Tidak pernah pula BCS menyanyikan lagu-lagu yang menghina supporter tim lain. Meskipun sempat terlibat perseteruan dengan kelompok supporter lain, BCS tidak pernah merendahkan nama supporter lain ketika memberikan dukungan bagi PSS.

BCS adalah anomaly bagi supporter sepakbola Indonesia, yang baru saja tercoreng moreng namanya gara-gara empat nyawa melayang atas nama supporter sepakbola. Meskipun aksinya tergolong garang, namun BCS berusaha menghapuskan image kekerasan dan intimidasi berlebihan ketika mendukung tim kebanggaannya melalui tingkah laku mereka di stadion. Selain dukungan penuh yang diberikan di dalam lapangan, BCS juga terkenal tertib membeli tiket. Bagi mereka, menonton pertandingan dengan membeli tiket dengan harga penuh merupakan salah satu bentuk dukungan bagi tim kesayangannya. Di tengah banyaknya supporter sepakbola yang berusaha mencari gratisan untuk menonton tim kesayangannya bertanding, apa yang dilakukan oleh BCS ini merupakan hal yang patut untuk dicontoh.

Saya bukan seorang BCS. Saya bukan juga Slemania yang setia duduk di tribun hijau (tribun yang diperuntukkan bagi Slemania). Saya adalah pendukung PSS Sleman yang dari dulu sampai sekarang selalu ijen (sendirian). Saya tidak pernah bergabung dengan komunitas apapun. Bahkan ketika PSS Sleman bermain di Palangkaraya minggu lalu saya ikut menyusul ke sana sendirian. Namun saya kagum dengan rekan-rekan BCS. Militansi yang mereka tunjukkan membuat saya semakin mencintai PSS. Bukan hanya saya yang kagum. Banyak penonton di tribun merah berlomba-lomba mengabadikan aksi koreo yang menawan dari BCS. Bagi saya BCS adalah setetes air segar bagi persepakbolaan Indonesia. Rasa cinta yang besar bagi tim kesayangannya tidak harus ditunjukkan dengan intimidasi berlebihan bagi tim lawan dan tindak-tindak anarkisme. BCS tidak mengenal koalisi-koalisi-an. Siapapun supporter sepakbola, asal tidak membuat ulah adalah teman. Seandainya militansi tanpa kekerasan ala BCS ini bisa ditularkan ke seluruh Indonesia, saya pikir tidak perlu lagi ada korban selanjutnya yang jatuh hanya gara-gara berbeda kostum.

Selama masih satu Indonesia, tidak ada alasan untuk gontok-gontokan.

sumber: http://kompasiana.com/post/bola/2012/06/08/brigata-curva-sud-anomali-suporter-sepakbola-indonesia/
Agustinus Yunastiawan


© BCSxPSS1976 – Official Web Brigata Curva Sud PSS Sleman www.bcspss.com

PSS SLEMAN (titik dua bintang)


PSS SLEMAN (titik dua bintang)

Warna bukanlah masalah. Semangtnya masih sama dan semakon besar ketika merah berubah menjadi hijau pada tahun 90. Ada semangat yang tidak pernah padam. Ada keinginan yang sama setiap hari, setiap waktu, setiap pertandingan. PSS menjadi juara! Menjadi elang jawa dengan cakar paling tajam. Mejadi elang jawa dengan sayap paling lebar. Menjadi elang jawa dengan mata yang mengincar lawannya tanpa ampun. Karena PSS adalah super elang jawa. Saat merah berubah menjadi hijau, semangat ini semakin menggebu, semangat yang semakin besar pada tahun 90.

Ya, warna kami kini hijau, kami bangga dengan warna kami saat ini. PSS pasti juara. Itu yang selalu kami harapkan dari PSS. Harapan besar selalu kami sematkan di super elang jawa. Terlihat bodoh memang bagi mereka yang tidak mencintai tim kami. Kami hanyalah orang ndeso, orang gila yang mendukung tim dengan prestasi redup. Pernah kami merasa seperti menjadi tim yang juara ketika kami lolos dari degradasi. Bisa kalian bayangkan bagaimana ketika mata berkaca, hati bergetar, dan teriakan kami semakin lantang.

Berada di divisi kelas kedua tidak lalu membuat kami berhenti berteriak. Selalu hadir di pertandingan kandang ataupun tandang itu kewajiban kami. Ketika harus menghadiri pertandingan tandang kami rela lapar, tidak peduli dengan berapa uang saku yang kami miliki. Yang terpenting bagi kami adalah bisa masuk stadion dan mendukung PSS berlaga di kandang lawan. Gembira sekali ketika bermain tandang dapat meraih poin. Hahaha. Yang aneh lagi kalau pertandingan kandang, kami menyebutnya PMS. Suatu sindrom yang meracuni kami ketika pertandingan akan berlangsung. Malam sebelum pertandingan sindrom itu semakin menjadi, mata tidak dapat dipejamkan dan harap esok segera datang.

Ada rindu yang selalu terjawab di akhir pekan. Rindu untuk bertemu Super Elang Jawa. Kami punya keinginan yang sama, hadir di stadion secepat mungkin. Memastikan kami tidak terlambat datang. Kami ingin hadir di sana, memastikan pemain keluar dengan wajah kepastian, kemenangan! Jangan mencoba menghentikan kami karena akan percuma. Semangat ini sudah tidak dapat diperkecil lagi. Justru semakin besar di tiap pertandingan yang mengantar Super Elang Jawa menuju kejayaannya. Cinta kami semakin besar, kerinduan kami semakin dalam, semangat ini tak pernah padam!

Pernah lho kami akan dukung tim kami tapi kami tidak diijinkan masuk. Alasannya tribun tempat kami beribadah dipakai untuk tim tamu. Mereka pikir kami akan patah. Tidak semudah itu bung. Kami memutuskan untuk tetap bernyanyi di luar stadion. Dengan semangat yang tetap menggebu. Karena memang begitulah cara kami. Memang itu yang bisa kami lakukan. Berteriak mendukung tim yang terpatri di hati kami. PSS oh PSS! Tim medioker yang membuat banyak orang menjadi gila. Haha

Kami tidak peduli dengan siapapun yang tidak menyukai kami. Kami punya atmosfer sendiri dibelakang gawang selatan, tempat kami berdiri, tempat kami memutus pita-pita suara dengan nyanyian dan teriakan yang lantang: PSS! Kami tidak peduli dengan siapapun yang tidak menyukai kami. Ada rantai yang erat mengikat kami di sini. Ada jabat tangan dari mereka. Dari para pendahulu yang tidak pernah lelah bermimpi tentang kejayaan. Ada senyum yang tersimpul saat mereka memasuki usia kepala 3 dan melihat kami menyanyi sama kerasnya dengan mereka. Senyum kami tersimpul sama melihat mereka yang meneteskan keringatnya melawan kelelahan hanya untuk bertahan sampai akhir pertandingan: kemenangan!

© BCSxPSS1976 – Official Web Brigata Curva Sud PSS Sleman

No Leader Just Together !!


BRIGATA CURVA SUD : No Leader Just Together !!

Siapa ketua BCS?
Siapa pengurus BCS?
Kenapa BCS tidak ada pengurusnya?

Pertanyaan tersebut mungkin sering kita dengar belakangan ini. Perlu diketahui bahwa Brigata Curva Sud (BCS) memang tidak memiliki struktur kepengurusan. BCS bukan sebuah organisasi suporter seperti kelompok suporter pada umumnya di Indonesia namun BCS merupakan komunitas suporter sepakbola yang menjunjung tinggi kebersamaan dan kekeluargaan.

Tanpa kepengurusan, BCS bukan berarti liar tak terkendali. BCS mempunyai cara sendiri untuk menjaga kode etik dalam memberikan dukungan kepada klub PSS Sleman, ya… kode etik bukan AD ART. Di dalam kelompok BCS terdapat banyak sekali komunitas. Komunitas-komunitas tersebut beranggotakan 20-200 orang bahkan bisa lebih. Dalam satu komunitas diorganisir oleh satu koordinator yang telah ditunjuk oleh komunitasnya. Dalam mengambil kebijakan, koordinator-koordinator komunitas tersebut berkumpul untuk membahas persoalan yang ada sehingga mencapai kesepakatan bersama. Setelah mendapat kesepakatan, koordinator menyampaikannya ke anggota komunitasnya.

Setiap komunitas mempunyai forum tersendiri, satu bulan sekali atau tenggang waktu yang disepakati masing-masing komunitas berkumpul untuk menjalankan koordinasi. Bagi anggota BCS yang tidak mempunyai komunitas atau biasa di sebut anggota Independent, informasi tentang kebijakan BCS bisa diakses melalui forum dunia maya. Tukar-menukar informasi juga sering dilakukan via ponsel.

BCS mencoba menghilangkan hirarki atau struktur kepengurusan dalam kelompok ini, tujuannya agar setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam setiap pengambilan keputusan dan melaksanakan kebijakan yang telah disepakati.  Selain itu, BCS bukan orang-orang yang mau diurus oleh segelintir orang saja. Oleh karena ini, kebersamaan dan kekeluargaan sangat dijunjung tinggi dalam kelompok ini dengan harapan BCS tidak dapat ditunggangi oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan politik. Jika anda masih bertanya siapa ketua atau pengurus BCS ?? maka jawabannya adalah semua anggota Brigata Curva Sud.

BRIGATA CURVA SUD No Leader Just Together !
Satu rasa sama rata.


 © BCSxPSS1976 – Official Web Brigata Curva Sud PSS Sleman

Sepak Bola dan Wanita (LADIES CURVA SUD 1976)


Yeesss !!! Ladies Curva Sud (LCS), merupakan salah satu komunitas suporter PSS Sleman yang tergabung dalamBrigata Curva Sud (BCS). Komunitas LCS beranggotakan puluhan suporter perempuan yang terorganisir dengan latar belakang yang berbeda-beda mulai dari pelajar, mahasiswi, wanita karir bahkan ibu rumah tangga. Seperti BCS, LCS tidak memiliki ketua ataupun pengurus. LCS dikoordinir oleh beberapa anggotanya yang mau berkorban waktu, tenaga dan pikiran demi mendukung PSS Sleman.

Jangan ragukan jiwa militansi LCS !!! Meskipun usia LCS terhitung dini namun jiwa militansi dan totalitas mereka tak perlu diragukan lagi. Anggota LCS sebenarnya berisikan orang-orang lama sebagai pendukung PSS Sleman, namun agar suporter perempuan di tribun selatan lebih terorganisir maka komunitas ini dibentuk. Dalam musim ini LCS mampu mengerahkan anggotanya untuk mendukung PSS Sleman baik di kandang maupun tandang. Tercatat musim ini LCS menggelar tour ke Kediri, Solo, Cilacap, dan Magelang dan secara maksimal mampu mengerahkan anggotanya. Tour yang digelar LCS ini berkoordinasi dengan koordinator tour BCS untuk urusan transportasi dan tiket stadion.

Bagaimana cara bergabung dengan LCS ??? Jika anda perempuan dan fanatik dengan PSS Sleman, silahkan bergabung dengan LCS. Saat pertandingan kandang berlangsung, silahkan anda membeli tiket tribun selatan, carilah segerombolan perempuan berkaos hitam dan sampaikan keinginan anda untuk bergabung. Tak ada syarat khusus untuk bergabung dengan LCS, yang penting anda pendukung setia PSS Sleman dan mau membeli tiket pertandingan sudah cukup.

Apa yang bisa anda dapatkan jika bergabung dengan LCS ??? Banyak manfaat jika anda tergabung dengan LCS. Kemudahan akses dalam hal tiket, transportasi, dan kenyamanan dalam mendukung PSS Sleman menjadi prioritas. Selain itu, anda akan mendapatkan banyak teman dan pengalaman berharga yang tak anda dapatkan dari kelompok suporter manapun. Dan yang perlu anda ketahui, LCS akan memberikan pengaruh positif untuk sesama pendukung PSS, klub PSS Sleman, dan seluruh penggila bola di dunia ini. Salut !!!

“Sepakbola itu cocok bagi gadis-gadis yang teguh dan keras, tetapi tidak cocok untuk anak lelaki yang lemah dan lunak”. ~ Oscar Wilde

© BCSxPSS1976 – Official Web Brigata Curva Sud PSS Sleman  ( www.bcspss.com )